Kenapa Pluto Bukan Planet
Jupiter: Planet Terbesar di Tata Surya
Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya kita dan memiliki banyak karakteristik menarik yang membuatnya menjadi subjek penelitian dan pengamatan ilmiah yang intens. Jupiter adalah planet kelima dari matahari dan planet terbesar di tata surya. Diameter Jupiter sekitar 142.984 km, yang lebih dari 11 kali diameter Bumi. Massa Jupiter adalah 318 kali massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi terkuat di tata surya.
Planet ini terdiri dari hidrogen dan helium, mirip dengan komposisi matahari. Atmosfernya terdiri dari lapisan-lapisan awan tebal yang didominasi oleh hidrogen molekuler, helium, metana, amonia, dan air. Jupiter tidak memiliki permukaan padat. Bagian dalamnya terdiri dari inti padat yang dikelilingi oleh lapisan cairan hidrogen metalik.
Atmosfer Jupiter terkenal dengan pola cuaca yang sangat dinamis, termasuk badai yang berlangsung selama berabad-abad. Bintik Merah Besar adalah badai raksasa yang berdiameter sekitar dua kali diameter Bumi dan telah berlangsung setidaknya selama 400 tahun. Atmosfernya menunjukkan pola pita awan terang dan gelap yang dikenal sebagai zona dan sabuk, yang bergerak dalam arah yang berlawanan.
Jupiter memiliki lebih dari 79 satelit yang diketahui, dengan empat yang terbesar dikenal sebagai satelit Galilea: Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Io adalah satelit yang sangat aktif secara vulkanik. Europa diyakini memiliki lautan bawah permukaan yang mungkin mendukung kehidupan. Ganymede adalah satelit terbesar di tata surya, bahkan lebih besar dari planet Merkurius. Sementara Callisto adalah satelit yang sangat tua dan penuh dengan kawah.
Peran Jupiter dalam tata surya adalah gravitasinya yang kuat. Gravitasi Jupiter mempengaruhi orbit objek lain dalam tata surya dan berperan dalam membersihkan tata surya dari komet dan asteroid yang mungkin berbahaya bagi planet bagian dalam. Jupiter juga dianggap sebagai “penjaga” tata surya karena membantu melindungi Bumi dari potensi tumbukan.
Mengapa Pluto Tidak Termasuk Planet Terkecil dalam Tata Surya?
Nah Grameds, mungkin akan timbul pertanyaan di benak kamu seperti “kok bukan Pluto ya planet terkecilnya? Kenapa malah Merkurius?” Gramin akan bantu menjawab pertanyaan kamu tersebut.
Pluto tidak termasuk dalam kategori planet terkecil dalam tata surya karena pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengubah definisi resmi tentang apa yang dimaksud dengan sebuah planet. Menurut definisi baru ini, sebuah benda langit harus memenuhi tiga kriteria untuk diklasifikasikan sebagai planet:
Pluto memenuhi dua kriteria pertama, yaitu mengorbit matahari dan memiliki bentuk bulat. Namun, Pluto tidak memenuhi kriteria ketiga karena orbitnya berada di wilayah yang penuh dengan benda-benda lain di Sabuk Kuiper, yang merupakan wilayah yang penuh dengan objek kecil dan es di pinggiran tata surya. Oleh karena itu, Pluto tidak dianggap telah “membersihkan” lingkungannya dari benda-benda lain.
Sebagai hasil dari perubahan definisi ini, Pluto diklasifikasikan sebagai “planet kerdil” (dwarf planet). Selain Pluto, ada beberapa planet kerdil lain yang telah diidentifikasi di tata surya, seperti Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres.
Nah, Grameds, itulah tadi petualangan kita menjelajahi Jupiter si raksasa gas dan Merkurius si planet mungil. Keren banget, kan, bagaimana Tata Surya kita menyimpan begitu banyak keajaiban? Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan rasa ingin tahu kalian tentang alam semesta yang menakjubkan ini. Jangan lupa untuk terus membaca dan belajar, ya! Sampai jumpa di artikel menarik lainnya, Grameds!
Berkenalan dengan Alam Semesta Tata Surya dan Benda Langit
Alam semesta, tata surya, dan dunia langit adalah suatu hal yang penuh dengan misteri dan fenomena yang sangat menakjubkan. Banyak sekali hal yang belum diketahui oleh para peneliti hingga saat ini. Tentu hal ini sangat menarik bagi anak, yang “haus” akan segala pengetahuan menakjubkan. Banyak manfaat dari berkenalan dengan alam sejak usia dini, seperti mengembangkan rasa ingin tahu, karena melihat variasi bentuk, suara, warna, makhluk, dan segala komponen alam yang berbeda-beda, sehingga memicu proses berpikir dan pencarian informasi. Dan meningkatkan kepercayaan diri, dengan memilih kegiatan yang mereka sukai, bereksplorasi secara mandiri, dan mengekspresikan diri melalui berbagai media yang tersedia di alam sekitar. Lewat buku ini, beragam fenomena alam, seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, pelangi, serta banyak lainnya akan dikupas dengan jelas. Pun dari dunia tata surya dan langit, pengetahuan tentang meteor, planet, bulan, gerhana, serta banyak lainnya akan dijelaskan dengan sederhana namun tepat. Yuk, ajak buah hati kita mengenali alamnya lebih dekat!
Haii, Grameds! Gimana ini kabar kalian semua? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya! Oh, ya, Grameds, pernahkah kalian membayangkan betapa luas dan beragamnya alam semesta kita? Di Tata Surya kita saja, terdapat planet-planet dengan ukuran dan karakteristik yang sangat berbeda seperti Jupiter dan Merkurius, kedua planet yang kontrasnya bagaikan bumi dan langit. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas planet terbesar dan planet terkecil di tata surya kita! Siapkan diri kalian untuk menjelajahi petualangan antariksa yang menarik ini ya! Yuk, kita mulai!
Grameds, sudah pada tahu belum sih sebenarnya apa itu planet? Kita ketahui bersama yuk! Planet adalah benda langit yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang dan cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri yang membuatnya berbentuk bulat atau hampir bulat. Planet juga harus memiliki orbit yang jelas, artinya tidak ada benda lain yang sama besar atau lebih besar yang berbagi orbitnya. Di dalam tata surya kita, planet-planet mengelilingi matahari dan terbagi menjadi planet dalam (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) serta planet luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik terkait ukuran, komposisi, atmosfer, dan fenomena permukaan.
sumber: Universe Today
Tata surya adalah sistem planet yang terdiri dari matahari sebagai pusatnya dan semua objek yang mengorbitnya, termasuk delapan planet, satelit alami (bulan), planet kerdil, asteroid, komet, dan debu serta gas antarplanet. Tata surya terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu dari runtuhnya awan gas dan debu raksasa.
Berikut adalah komponen utama dalam tata surya:
Matahari adalah bintang di pusat Tata Surya kita, sebuah bola gas raksasa yang memancarkan cahaya dan panas akibat reaksi fusi nuklir di intinya. Energi yang dihasilkan Matahari sangat penting bagi kehidupan di Bumi, menyediakan cahaya, panas, dan energi yang dibutuhkan untuk fotosintesis dan proses lainnya. Matahari juga merupakan objek terbesar di Tata Surya, mengandung lebih dari 99,8% massa total sistem ini.
Planet adalah benda langit yang mengorbit Matahari, memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, dan telah membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada delapan planet di Tata Surya kita: Merkurius, Venus, Bumi, Mars (planet dalam/terrestrial), Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus (planet luar/gas raksasa). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik, seperti ukuran, komposisi, atmosfer, dan suhu.
Planet kerdil adalah benda langit yang mengorbit Matahari dan memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, tetapi belum membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada lima planet kerdil yang diakui secara resmi di Tata Surya kita: Pluto, Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres. Planet kerdil biasanya lebih kecil dari planet dan seringkali berbagi orbitnya dengan objek-objek lain di Sabuk Kuiper atau Sabuk Asteroid.
Jarak Pluto terhadap Matahari terlalu jauh
Sejak 1930 hingga 2006, Pluto masih dianggap planet meskipun lokasinya sangat jauh dari Matahari. Namun, penelitian yang dilakukan pada 2005 dan 2006 lalu membuktikan bahwa jarak antara sebuah objek angkasa terhadap bintang terbesarnya rupanya akan memengaruhi kondisi dari objek itu sendiri.
NASA dalam lamannya menjelaskan bahwa jarak antara Pluto dan Matahari adalah sebesar 39,5 unit astronomi (AU) dan itu sekitar 40 kali lebih jauh dibandingkan jarak Bumi dan Matahari. Jika dikonversi dalam kilometer akan menghasilkan angka sebesar 6 miliar kilometer.
Jarak jauh tersebut sangat berpengaruh pada model dan gerak orbital Pluto. Bahkan, saking jauhnya, Pluto memiliki jenis orbital elips yang sangat renggang. Para ahli, meskipun tidak semuanya, telah sepakat bahwa Neptunus adalah planet terjauh di tata surya kita. Dulunya, rekor ini dipegang oleh Pluto sebagai planet kesembilan.
Sejak 2006, dengan dinyatakan bahwa Pluto bukanlah planet, ada perubahan pemahaman yang cukup ekstrem mengenai tata surya kita. Namun, itulah dunia sains sesungguhnya. Teori sains bisa saja berubah jika ada teori lainnya yang lebih valid di masa selanjutnya.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Planet Jupiter, Planet Terbesar di Tata Surya
Merkurius: Planet Terkecil di Tata Surya
Merkurius adalah planet terkecil di Tata Surya dan juga yang terdekat dengan Matahari. Namanya diambil dari dewa Romawi, Merkurius, yang dikenal sebagai pembawa pesan para dewa karena kecepatannya yang luar biasa. Diameter planet ini hanya sekitar 4.880 km, yang hanya sekitar 38% dari diameter bumi. Massa Merkurius adalah sekitar 5,5% massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi yang relatif lemah dibandingkan dengan Bumi.
Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari, dengan jarak rata-rata sekitar 57,9 juta km. Planet ini memiliki orbit yang sangat eksentrik (elips), dengan jarak terdekat ke matahari (perihelion) sekitar 46 juta km dan jarak terjauh (aphelion) sekitar 70 juta km. Merkurius mengelilingi matahari dalam waktu sekitar 88 hari Bumi.
Merkurius memiliki periode rotasi yang lambat, berputar pada sumbunya setiap 59 hari Bumi. Karena kombinasi dari rotasi dan revolusinya, satu hari matahari di Merkurius (waktu antara dua matahari terbit berturut-turut) berlangsung sekitar 176 hari Bumi.
Merkurius memiliki atmosfer yang sangat tipis dan terdiri dari partikel-partikel yang ditangkap dari angin matahari serta gas-gas yang terlepas dari permukaan planet. Atmosfer ini disebut eksosfer dan terdiri dari hidrogen, helium, oksigen, natrium, kalium, dan argon. Karena kedekatannya dengan matahari dan kurangnya atmosfer yang signifikan, suhu permukaan Merkurius sangat bervariasi. Di siang hari, suhu dapat mencapai sekitar 430°C, sementara di malam hari bisa turun hingga -180°C.
Permukaan Merkurius penuh dengan kawah akibat tumbukan, mirip dengan permukaan bulan, dengan sedikit aktivitas geologis yang berlangsung sejak miliaran tahun yang lalu. Fitur permukaan lainnya termasuk dataran tinggi, tebing curam yang disebut rupes, dan cekungan besar seperti Cekungan Caloris, yang memiliki diameter sekitar 1.550 km.
Debu dan Gas Antarplanet
Debu dan gas antarplanet adalah partikel-partikel kecil dan molekul gas yang tersebar di seluruh Tata Surya. Debu ini berasal dari berbagai sumber, termasuk tabrakan asteroid, komet yang menguap, dan ejecta vulkanik dari bulan-bulan tertentu.
Tata surya terletak di galaksi Bima Sakti dan merupakan satu dari miliaran sistem planet dalam galaksi kita. Studi tentang tata surya membantu kita memahami asal-usul, evolusi, dan karakteristik benda langit yang mengitarinya, serta memberikan wawasan tentang kemungkinan kehidupan di luar Bumi.
Asteroid dan Sabuk Asteroid
Asteroid adalah benda berbatu yang lebih kecil dari planet, sebagian besar terletak di Sabuk Asteroid antara Mars dan Jupiter. Sabuk Asteroid diyakini merupakan sisa-sisa materi dari pembentukan Tata Surya yang tidak pernah bergabung menjadi planet. Asteroid memiliki berbagai ukuran, dari beberapa meter hingga ratusan kilometer. Beberapa asteroid memiliki satelit alami sendiri, dan beberapa bahkan memiliki potensi untuk mengandung air dan bahan organik.
Komet adalah benda es yang mengorbit Matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Ketika komet mendekati Matahari, esnya menguap dan membentuk koma (atmosfer sementara) dan ekor yang khas. Ekor komet selalu menjauhi Matahari karena tekanan radiasi matahari dan angin matahari.
Buku Ensiklopedia Anak: Tata Surya
Apa planet tercepat di tata surya? Mengapa Venus disebut ‘saudara Bumi?’ Dapatkah Anda menebak ada berapa jumlah satelit planet Jupiter? Komet manakah yang mempunyai cahaya paling terang? Ada banyak sekali fakta dan informasi unik nan penting seputar tata surya kita yang dapat Anda ketahui di dalam buku ini. Mulai dari keadaan Matahari, planet-planet, hingga misi-misi luar angkasa dirangkum dan disajikan dengan ulasan dan ilustrasi menarik sehingga anak Anda betah menggali segala hal tentang tata surya.
Rekomendasi Buku Terkait
Alasan Pluto Tak Lagi Planet
Seperti yang kita ketahui Pluto berbentuk bulat dan juga mengorbit pada matahari. Kendati begitu kita tetap tidak dapat menyebut Pluto sebagai planet karena tidak memenuhi syarat ketiga dari sebuah planet.
Ternyata Pluto tidak mampu membersihkan lingkungan orbitnya dalam ruang hampa. Hal tersebutlah yang menyebabkan Pluto kehilangan predikatnya sebagai planet terkecil dalam tata surya.
Kendati demikian, Pluto memiliki julukan lain yang sangat unik yaitu "planet kerdil". Julukan ini diberikan karena Pluto sudah memenuhi dua unsur untuk menjadi planet tetapi masih kurang sempurna untuk menjadi sebuah planet.
Hingga saat ini terdapat lima planet kerdil yang sudah ditemukan oleh para ilmuwan termasuk Pluto. Para ilmuwan tentunya mengharapkan akan lebih banyak lagi planet kerdil yang akan ditemukan di kemudian hari.
Empat dari planet kerdil ini diketahui berada di luar Neptunus, yaitu Pluto, Makemake, Haumea, dan Eris. Sedangkan planet kerdil kelima yaitu Ceres keberadaannya diketahui di sebuah asteroid sabuk yang terletak di antara Jupiter dan Mars.
Setelah mengulas alasan dibalik Pluto yang tidak lagi disebut sebagai sebuah planet kita akan melihat beberapa fakta yang dimiliki oleh Pluto:
Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet dalam tata surya kita?
Pada tahun 2006, International Astronomical Union (IAU) membuat keputusan yang kontroversial untuk mendefinisikan ulang kata "planet", dan akibatnya, Pluto diturunkan statusnya menjadi planet kerdil.
Keputusan ini memicu perdebatan sengit di antara para ilmuwan dan publik, dan hingga saat ini, masih banyak yang mempertanyakan alasan di baliknya.
Artikel ini akan mengupas sejarah dan kontroversi seputar klasifikasi ulang Pluto. Kita akan menjelajahi definisi "planet" yang terus berkembang dan bagaimana Pluto tidak lagi memenuhi kriteria tersebut.
Kita juga akan melihat bagaimana penemuan baru di tata surya kita menantang pemahaman kita tentang planet dan mengaburkan garis antara planet dan objek lain.
Arti Sebuah Planet yang "Menyingkirkan" Pluto
Melansir Space.com, ata "planet" berasal dari bahasa Yunani "planetes" yang berarti "bintang yang mengembara".
Lima planet klasik - Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus - dapat dilihat dengan mata telanjang dan tampak bergerak melintasi langit dengan jalur yang berbeda dibandingkan bintang-bintang lain yang lebih jauh.
Setelah teleskop ditemukan, astronom menemukan dua planet baru, Uranus dan Neptunus, yang terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang.
Ketika para astronom menemukan Ceres (sekarang dikategorikan sebagai planet kerdil), mereka awalnya memasukkannya sebagai "planet".
Namun, pandangan ini berubah seiring dengan pengukuran yang lebih akurat yang menunjukkan ukuran Ceres lebih kecil daripada planet lain yang diketahui saat itu.
Baca Juga: Cerita di Balik Pluto, Dewa Dunia Bawah Romawi Kini Jadi Nama Planet
Akhirnya, Ceres dikelompokkan ke dalam kelompok benda berbatu yang disebut "asteroid", yang kini jumlahnya ratusan ribu hanya di sabuk asteroid saja.
Pluto ditemukan dan diklasifikasikan sebagai planet pada tahun 1930.
Namun, orbit Pluto sangat elips, atau lonjong, sehingga selama 20 tahun dari periode orbitnya yang 248 tahun, Pluto justru lebih dekat ke Matahari dibandingkan Neptunus.
NASA/Johns Hopkins University Gambar Pluto diambil oleh New Horizons pada 14 Juli 2015, dari jarak 22.025 mil (35.445 kilometer). Pelajari mengapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet dalam tata surya kita dan bagaimana definisi 'planet' terus berkembang.
NASA/Johns Hopkins University
Gambar Pluto diambil oleh New Horizons pada 14 Juli 2015, dari jarak 22.025 mil (35.445 kilometer). Pelajari mengapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet dalam tata surya kita dan bagaimana definisi 'planet' terus berkembang.
Selain itu, orbit Pluto juga miring terhadap ekliptika, yaitu bidang tempat planet-planet lain di tata surya mengorbit.
Pada tahun 1992, para ilmuwan menemukan objek pertama di Sabuk Kuiper, yakni 1992 QB1, sebuah benda kecil yang mengorbit di sekitar Pluto dan melampaui orbit Neptunus.
Segera setelahnya, lebih banyak objek serupa ditemukan, membentuk sabuk objek beku yang kecil, mirip dengan sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.
Meskipun Pluto tetap menjadi yang terbesar di wilayah ini, pada Juli 2005, para astronom menemukan Eris, yang pada awalnya diperkirakan lebih besar dari Pluto.
Penemuan tentang orbit Pluto inilah yang kemudian memicu perubahan klasifikasi Pluto.
Misi New Horizons dan Perdebatan Planet
Namun, keputusan IAU untuk menurunkan status Pluto tidak diterima semua pihak. "Saya malu dengan dunia astronomi," kata Alan Stern, pemimpin misi New Horizons NASA yang melintasi Pluto di tahun 2015, kepada Space.com. Ia menambahkan bahwa kurang dari 5 persen astronom dari 10.000 astronom di dunia yang berpartisipasi dalam pemungutan suara.
Baca Juga: Mengejutkan! Orbit Pluto Berbeda dengan yang Lain, Sangat Kacau!
Misi New Horizons menjadi titik balik yang signifikan dalam perdebatan planet. Pesawat ruang angkasa ini berhasil terbang mendekati Pluto dan mengungkapkan dunia yang jauh lebih dinamis daripada yang dibayangkan sebelumnya.
Gunung-gunung besar, kawah yang terhantam meteor, dan tanda-tanda aliran cairan di permukaan Pluto semuanya mengarah pada dunia yang mengalami perubahan geologi besar-besaran sejak terbentuk.
Berdasarkan hal ini saja, orang-orang seperti Stern berpendapat bahwa Pluto seharusnya dianggap sebagai planet karena merupakan tempat yang dinamis, bukan benda statis yang hanya permukaannya terganggu oleh mikrometeoroid.
Pemandangan Charon, bulan Pluto, juga menunjukkan tempat yang sangat aktif, termasuk topi merah di kutubnya yang tampak berubah penampilan seiring dengan perubahan musim yang lambat di tata surya bagian luar.
Selain itu, Pluto memiliki beberapa bulan, sementara dua planet yang sudah mapan, Merkurius dan Venus, tidak memiliki bulan. (Banyak asteroid dan planet kerdil juga memiliki bulan, yang semakin memperumit definisi planet.)
Pandangan tersebut diamini oleh banyak masyarakat umum. Pada tahun 2014, tak lama sebelum misi New Horizons melintasi Pluto, para ahli di Pusat Astrofisika Harvard & Smithsonian (CfA) di Cambridge, Massachusetts, memperdebatkan definisi planet yang berbeda.
Sejarawan sains Owen Gingerich, yang memimpin komite definisi planet IAU, menyatakan bahwa "planet adalah kata yang didefinisikan secara budaya dan berubah seiring waktu."
Namun, penonton yang menyaksikan debat CfA sebagian besar memilih definisi peserta lain - definisi yang akan mengembalikan Pluto ke dalam kelompok planet.
Skema klasifikasi alternatif terus bermunculan. Sebuah proposal di tahun 2017 mendefinisikan planet sebagai "objek bulat di luar angkasa yang lebih kecil dari bintang."
Ini akan membuat Pluto menjadi planet lagi, tetapi juga akan memasukkan Bulan milik Bumi dan banyak bulan lainnya di tata surya, sehingga jumlah total planet yang diakui secara resmi menjadi 110.
Setahun kemudian, Stern, bersama dengan ilmuwan planet David Grinspoon, menulis artikel opini di The Washington Post yang berpendapat bahwa definisi IAU dibuat terburu-buru dan cacat serta para astronom harus mempertimbangkan kembali definisi tersebut.
Baca Juga: Tak Hanya Dingin dan Mati, Tapi Pluto Juga Memiliki Lanskap yang Unik
Akankah Pluto Menjadi Planet Lagi?
Permohonan tersebut sejauh ini belum dihiraukan, dan tampaknya IAU tidak akan membahas kembali kontroversi ini dalam waktu dekat. Ahli astrofisika Ethan Siegel menanggapi Stern dan Grinspoon di Forbes dengan menulis: "Fakta sederhana adalah bahwa Pluto salah diklasifikasikan ketika pertama kali ditemukan; itu tidak pernah setara dengan delapan planet lainnya."
Mike Brown turut angkat bicara. "Jadi, Pluto tetap bukan planet. Sebenarnya, tidak pernah demikian. Kita hanya salah paham selama 50 tahun. Sekarang, kita tahu lebih baik. Rasa nostalgia terhadap Pluto bukanlah argumen yang tepat untuk mengembalikan statusnya sebagai planet, dan itulah yang ada saat ini. Mari kita hadapi kenyataan," tulis Brown di Twitter, di mana ia menggunakan nama pengguna @plutokiller untuk menunjukkan perannya dalam perubahan definisi Pluto.
Meskipun Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet, ia tetap menjadi objek yang menarik dan penuh misteri di tata surya kita.
Penemuan New Horizons pada tahun 2015 telah memberi kita wawasan baru tentang Pluto dan bulan-bulannya, dan penelitian yang sedang berlangsung terus mengungkap lebih banyak tentang dunia yang jauh ini.
Klasifikasi ulang Pluto mungkin memicu kontroversi, tetapi ini juga merupakan pengingat bahwa sains adalah proses yang dinamis dan terus berkembang.
Seiring dengan semakin banyaknya pengetahuan yang kita peroleh tentang alam semesta, definisi dan pemahaman kita tentang planet mungkin perlu diubah lagi.
Pada akhirnya, pertanyaan "mengapa Pluto tidak lagi dianggap sebagai planet dalam tata surya kita?" adalah pertanyaan yang mencerminkan sifat penemuan ilmiah dan mendorong kita untuk terus menjelajahi dan mempelajari alam semesta yang menakjubkan di sekitar kita.
Kehidupan Para Helot, Budak Bangsa Sparta pada Zaman Yunani Kuno
Haii, Grameds! Gimana ini kabar kalian semua? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya! Oh, ya, Grameds, pernahkah kalian membayangkan betapa luas dan beragamnya alam semesta kita? Di Tata Surya kita saja, terdapat planet-planet dengan ukuran dan karakteristik yang sangat berbeda seperti Jupiter dan Merkurius, kedua planet yang kontrasnya bagaikan bumi dan langit. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas planet terbesar dan planet terkecil di tata surya kita! Siapkan diri kalian untuk menjelajahi petualangan antariksa yang menarik ini ya! Yuk, kita mulai!
Grameds, sudah pada tahu belum sih sebenarnya apa itu planet? Kita ketahui bersama yuk! Planet adalah benda langit yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang dan cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri yang membuatnya berbentuk bulat atau hampir bulat. Planet juga harus memiliki orbit yang jelas, artinya tidak ada benda lain yang sama besar atau lebih besar yang berbagi orbitnya. Di dalam tata surya kita, planet-planet mengelilingi matahari dan terbagi menjadi planet dalam (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) serta planet luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik terkait ukuran, komposisi, atmosfer, dan fenomena permukaan.
sumber: Universe Today
Tata surya adalah sistem planet yang terdiri dari matahari sebagai pusatnya dan semua objek yang mengorbitnya, termasuk delapan planet, satelit alami (bulan), planet kerdil, asteroid, komet, dan debu serta gas antarplanet. Tata surya terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu dari runtuhnya awan gas dan debu raksasa.
Berikut adalah komponen utama dalam tata surya:
Matahari adalah bintang di pusat Tata Surya kita, sebuah bola gas raksasa yang memancarkan cahaya dan panas akibat reaksi fusi nuklir di intinya. Energi yang dihasilkan Matahari sangat penting bagi kehidupan di Bumi, menyediakan cahaya, panas, dan energi yang dibutuhkan untuk fotosintesis dan proses lainnya. Matahari juga merupakan objek terbesar di Tata Surya, mengandung lebih dari 99,8% massa total sistem ini.
Planet adalah benda langit yang mengorbit Matahari, memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, dan telah membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada delapan planet di Tata Surya kita: Merkurius, Venus, Bumi, Mars (planet dalam/terrestrial), Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus (planet luar/gas raksasa). Masing-masing planet memiliki karakteristik unik, seperti ukuran, komposisi, atmosfer, dan suhu.
Planet kerdil adalah benda langit yang mengorbit Matahari dan memiliki massa yang cukup untuk membentuk diri menjadi bulat karena gravitasinya sendiri, tetapi belum membersihkan lingkungan orbitnya dari benda-benda langit lain. Ada lima planet kerdil yang diakui secara resmi di Tata Surya kita: Pluto, Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres. Planet kerdil biasanya lebih kecil dari planet dan seringkali berbagi orbitnya dengan objek-objek lain di Sabuk Kuiper atau Sabuk Asteroid.